Bab 3 Sinapsis


Peristiwa kimiawi pada sinapsis

Peneliti beranggapan bahwa transmisi sinyal di sinapsis lebih lambat disbanding transmisi sinyal di akson. Itu dikarenakan impuls listrik melalui proses kimiawi terlalu lambat.

Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis
Sebuah system saraf yang disebut sebagai system saraf simpatetik dapat meningkatkan irama jantung, merelaksasi otot perut, mendilatasi pupil mata, dan lain sebagainya.
Seorang peneliti Jerman bernama Otto Leowi melihat adanya kemungkinan bahwa impuls memang berupa proses kimiawi, tetapi ia tidak dapat menemukan cara untuk benar-benar membuktikannya. Pada penelitiannya Leowi menstimulasi salah satu saraf vagus jantung kodok, sehingga detak jantungnya menurun. Ketika dia mengalirkan cairan ke jantung kodok berikutnya, maka jantung tersebut juga menurun detak jantungnya. Meskipun Leowi telah mempresentasikan penelitiannya, peneliti pada tiga decade selanjutnya tetap meyakini bahwa sebagian besar sinapsis mentransmisi listrik dan peristiwa transmisi merupakan pengecualian.
Hingga akhirnya pada tahun 1950-an, para peneliti menetapkan bahwa transmisi kimia adalah tipe komunikasi utama pada system saraf. Penetapan tersebut mengubah pemahaman kita dan mendasari berbagai peneltian untuk mengembangkan obat-obatan baru dalam praktik psikiatri.(Carlsson, 2011)

Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinapsis

1.      Sintetis neurotransmiter peptida pada vesikel di dalam badan sel.
2.      Transportasi neurotransmiter peptida.
3.      Pelepasan neurotransmiter.
4.      Neurotransmiter melekat pada reseptor
5.      Neurotransmiter lepas dari ikatan reseptor
6.      Protein pengankut mengambil kembali neuron yang telah dilepas reseptor.
7.      Neuron postsinaptik melepaskan transmisi berlawanan yang memperlambat  pelepasan neurotransmiter dari neuro prasinaptik.
8.     Lokasi umpan balik pada neuron prasinaptik akan merespon transmisi berlawanan atau transmisi itu sendiri.







Tipe-tipe Neurotransmiter


o   Asam amino (glutamat,GABA,glisin,aspartat)
o   Asam amino yang termodifikasi (Asetilkolin)
o   Monoamina (indoleamina : serotonin,katekolamina: dopamin,norefinerfriin,epinerfin)
o   Peptida (endorfin,substansi P,neuropeptida Y)
o   Purin (ATP,adnosin)
o   Gas-gas (Nitrit oksida (NO)

Sintesis Neurotransmiter


Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal melalui eksositis dan juga direabsropsi untuk daur ulang. Neurotransmitter merupakan cara komunikasi antar neuron. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permealibitas sehingga neuron menjadi kurang dapat menyalurkan impuls, tergantung dari neuron dan transmitter tersebut.

Sintesis Neurotransmitter

Sama hal nya sel-sel tubuh lainnya, makanan merupakan bahan dasar sintesis bahan kimia yang yang dibutuhkan oleh neuron. Amatilah hubungan yang terlihat antara dopamine, epinefrin, dan noreprinefrin.
Ketiganya adalah senyawa kimia yang berkerabat dekat dan digolongkan dalam satu kategori yaitu katekolamin (cathecolamine), karena ketiga senyawa tersebut memiliki gugus katekol dan amin. Asam amino fenilalanin dan tirosin mudah sekali ditemukan dalam tiap sumber protein yang kita makan, kedua asam amino tersebut merupakan precursor dari dopamine, epinefrin, dan norepinefrin.
Asam amino triptofan adalah precursor serotonin. Apabila kita mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan triptofannya seperti kedelai, maka kadar serotonin akan meningkat. Begitupula sebaliknya, apabila kita mengonsumsi makanan rendah kandungan triptofannya seperti tepung jagung, maka kadar serotonin akan menurun. Salah satu cara untuk meningkatkan penyerapantriptofan adalah dengan mengonsmsi lebih banyak karbohidrat.

Transport neorotransmiter

Terdapat banyak neurotransmitter yang disintesis diterminal prasinaptik dekat dengan titik pelepasannya. Walau dengan laju tertinggi, tranportasi neurotransmitter dari badan sel ke terminal prasinaptik tetap memkan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari didalam akson yang panjang. Neuron melakukan reabsorpsi dan daur ulang neurotransmitter, tetapi tidak untuk neurotransmitter golongan peptide, oleh karena itu, suplai neurotransmitter goloongan peptide pada sebuah neuron akan lebih cepat berkurang daripada neurontransmiter golongan lain.

Pelepasan dan difusi neurotransmitter

Termoinal prasinaptik menyimpan banyak molekul neurotransmitter pada vesikal, yaitu sebuah kantung yang bentuknya seperti bola. Yang melepaskan neurotransmitter adalah depolarisasi yang terjadi akibat potensial aksi tersebut. Setelah ion-ion masuk kekanal selama 1-2 milisekon (ms) maka peristiwa tersebut akan menimbulkan eksositosis. Setelah neurotranmiter dilepaskan oleh neuron prasinaptik kedalam celah sinaptik, maka neurontransmiter akan berdifusi kedalam membrane neuron postsinaptik. Proses difusi tersebut akan memkan waktu kurang dari 0,1 ms untuk ketebalan membranyang harus dilalui 20-30 nanometer (nm). Waktu yang dibutuhkan untuk transmisi sinyal melewati sinapsis adalah kurang dari 2 ms, itu pun sudah termasuk waktu yang dibutuhkan neuron prasinaptik untuk melepaskan neurotransmitter.

Aktivitas reseptor pada neuron postsinaptik

Arti dari meurotransmiter tergantung pada reseptornya. Tiap neurotransmitter yang sudah dipelajari dengan baik tersebut berinteraksi dengan beberapa tipe reseptor yang memiliki fungsi berbeda. Oleh karena itu obat-obatan atau sebuah mutasi gen yang pada suatu reseptor dapat memengaruhi perilaku dengan cara yang spesifik. Reseptor neurotransmitter adalah sebuah protein yang tertanam di membrane neuron. Jika neurotransmitter melekat dengan sisi aktif reseptor.

Efek ionotropik

Beberapa neurotransmitter menghasilkan efek ionotropik pada neuro postsinaptik. Ketika neurotransmitter melekat dengan reseptor pada membrane, maka dapat langsung menyebabkan terbukanya kanal-kanal ion tertentu. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek ionotropik dimulai dari satu hingga beberapa milisekon dan hanya berlangsung selama 20 milisekon.
Asetilkolin merupakan contoh neurotransmitter yang banyak ditemukan pada sinapsis yang menghasilkan efek ionotropik. Asetilkolin lebih berperan sebagai eksitator. Ketika asetilkolin melekat dengan reseptor, maka reseptor akan membuka, sehingga memperlebarkanal ion natrium.

Efek Metabotropik dan Sistem Penyampai Pesan Kedua (Second Messenger System)


o   Neurotransmiter menghasilkan efek metabotropik dengan cara memulai rangkaian rekais metabolism yang efeknya lebih lambat daripada efek iontropik.
o   Bagian protein yang berada di dalam neuron akan mengaktivasi protein G, yaitu sebuah protein yang berhubungan dengan guanosin trifosfat, yang dapat meningkatkan konsentrasi penyampai pesan kedua di dalam neuron.
o   Penyampai pesan kedua dapat menutup atau membuka kanal ion sebuah membrane, mengubah pembentukan protein atau mengaktivasi suatu bagian dari sebuah kromosom.
o   Peran sinapsis iontropik: penglihatan dan pendengaran
§  Peran sinapsis metabotropik: rasa lapar, haus, takut, marah, input pengecapan, dan rasa sakit.
o   Neurotransmiter metabotropik termasuk sebagai neuromodulator, artinya molekul tersebut tidak secara langsung mengeksitasi atau menginhibisi neuron postsinaptik.

DAFTAR BEBERAPA KELENJAR

NO.
ORGAN
HORMON
FUNGSI
1.
Hipotalamus
Beragam jenis hormone pelepas
Mendorong/menghambat beragam hormone melalui kelenjar pituitari
2.
Tiroid
Tiroksin Triiodotironin
Meningkatkan laju pertumbuhan dan pematangan
3.
Pankreas
Insulin
Meningkatkan pemasuka glukosa ke dalam sel serta pengubahan glukosa menjadi lemak
4.
Ginjal
Renin
Mengubah protein dalam darah menjadi angiotensin yang mengendalikan tekanan darah yang dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh secara berlebihan
5.
Hati
Somatomedin
Merangsang pertumbuhan

Hormone
o   Hormone adalah suatu zat kimia yang pada umumnya disekresikan oleh kelenjar dan sel-sel lain, hormone ditransportasikan oleh darah menuju organ target. Neurotransmitter dapat dianalogikan seperti sinyal pada kabel telepon, dimana pesan dikirim langsung dan khusus untuk penerima.
o   Hormone berguna untuk mengatur perubahan jangka panjang pada  beberapa bagian tubuh sekaligus. Contoh, burung yang siap bermigrasi akan menyekresi hormone yang akan mengubah pola makan dan pencernaan, sehingga mereka dapat menyimpan lebih banyak energy untuk perjalanan jauh yang akan ditempuh. Diantara beragam tipe hormone, terdapat hormone protein dan hormone peptide. Keduanya tersusun dari rantai asam amino. Hormone protein dan peptide melekat dengan reseptor pada membrane sel yang menyebabkanaktivasipenyampaipesankeduadidalamseltersebut.Proses yang melibatkan penyampai pesan kedua ini sama persis seperti yang terjadi pada sinapsis metabotropic. Pada kenyataannya, banyakzatkimia yang berperanganda, sebagai hormone dan juga neurotransmitter.
o   Hormone yang bersikulasi di otak akan memengaruhi aktivitasotak, begitu pula hormone yang disekresi akan memengaruhi sekresi hormone lain. Kelenjar pituitary yang melekat pada hipotalamus terdiri dari dua bagian kelenjar yang jelas berbeda, yaitu kelenjar pituiary anterior dan pituitary posterior keduanya menyekresikan hormone yang berbeda.
o   Kelenjar pituitary anterior tersusun atas jaringan kelenjar, menyintesis enam hormone, walaupun hipotalamus yang mengontrol sekresinya. Pelepasan keenam hormone tersebut diatur oleh kelenjar hipotalamus, Karena kelenjar hipotalamus menyekresikan hormone pelepas yang akan mengalir dalam darah dan menuju kelenjar pituitary anterior.
o   Hipotalamus mempertahan kanjumlah sirkulasi hormone tertentu melalui system umpan balik negative.Sebagai contoh, ketika jumlah hormone tiroid turun, maka hipotalamus akan menyekresikakn TSH yang akan menyebabkan kelenjar tiroid menyekresikan lebih banyak tiroid.


Inaktivasi dan Pengambilan Ulang Neurotransmiter

ü  Beragam neurotransmitter diaktivasi dengan cara yang berbeda-beda.
ü  Aseltikolin akan dipecah oleh enzim asetilkolinesterase yang akan menghasilkan 2 fragmen, yaitu Asetat dan Kolin. Kolin berdifusi ke dalam neuron prasinaptik dan berikatan kembali dengan asetat.
ü  Proses pengambilan ulang neuron prasinaptik:
1.      Serotonin dan kategori katekolamin (dopamine, norepinefrin, epinefrin) tidak dipecah menjadi fragmen-fragmen inaktif, tapi hanya lepas dari reseptor.
2.      Neuron prasinaptik mengambil ulang sebagian neurotransmiter untuk digunakan kembali.
3.      Prosesnya terjadi melalui transporter.

Umpan Balik Negatif dan Neuron Postsinaptik

ü  Terdapat 2 mekanisme dalam sistem saraf, yaitu:
1.      Mekanisme pertama;
- Banyak terminal prasinaptik memiliki reseptor negative
- Terdapat autoreseptor yang berperan dalam mendeteksi jumlah neurotransmiter yang lepas dan menghambat sintesis dan pelepasan transmiter.

2.      Mekanisme kedua;
-Beberapa neuron prasinaptik yang melepaskan zat kimia khusus, contoh: Nitritoksida




Sinapsis dan Kepribadian

ü  Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain.
ü  Sistem saraf menggunakan kurang lebih 100 neurotransmiter di berbagai bagian. Sebagian besar memiliki jenis reseptor yang memiliki karakter yang berbeda-beda.
ü  Mengapa mekanisme yang ada sangat banyak?
Karena, tiap sinapsis memiliki fungsi spesifik dalam perilaku. Jika hal itu sangat berpengaruh, maka seseorang yang memiliki kelebihan atau kekurangan reseptor akan cenderung mengidap gangguan jiwa.



ü  Tahun 1900, para peneliti melakukan studi pada variasi jumlah reseptor dopamin dan kesimpulannya bahwa individu yang memiliki salah satu bentuk tertentu reseptor D2, memiliki kecenderungan untuk menjadi pecandu alkohol, pola makan berlebihan, hobi berjudi dsb.

Neurotransmiter dan Perilaku

ü  Evolusi tidak melakukan banyak perubahan terhadap neurotransmiter.
ü  Perbedaan antar-spesies atau antar-individu adalah perbedaan yang kuantitatif (jumlah dan jenis sinapsis; jumlah neurotransmiter yang lepas, sensitivitas reseptor)

OBAT-OBATAN DAN SINAPSIS

ü  Otak menghasilkan senyawa yang mirip dengan mariyuana dan terdapat reseptor yang merespons LSD dan kokain.
ü  Obat dapat memengaruhi tahap manapun dalam proses yang terjadi pada sinapsis, mulai dari sintesis neurotransmiter hingga proses pelepasan dan pengambilan kembali.
ü  Beberapa obat yang disalahgunakan berasal dari tumbuhan:
-        Nikotin (tembakau)
-        Opiat (pohon candu)
-        Kafein (kopi)

Mengapa tumbuhan yang menghasilkan senyawa kimia memengaruhi otak kita?

-        Karena, berkaitan dengan fakta bahwa neurotransmiter dan hormon pada manusia sama dengan hormon dan neurotransmiter pada hewan.
-        Banyak neurotransmiter yang kita miliki dapat ditemukan pada tumbuhan.




Mekanisme Obat

ü  Antagonis adalah obat yang menghambat efek neurotransmiter
Agonis adalah obat yang meningkatkan efek neurotransmiter
ü  Hampir semua obat-obatan yang disalahgunakan dapat menimbulkan ketergantungan dan meningkatkan pelepasan dopamin pada akumbens nukleus.

Obat-obatan Umum dengan Efek Sinaptik

ü  Obat-obatan dibagi atas cara kerja utama:
-        Amfetamin dan Kokain (stimulan)
-        Opiat (Narkotika)
-        LSD (Halusinogenik)

Obat-obatan Stimulan

Obat stimulant akan memberikan dampak kegembiraan, kewaspadaan, aktivitas mototik, mengubah suasana hati dan mengurangi kelelahan. Bila kita mengkonsumsi obat stimulan, akumbens nukleus akan terpengaruhi khususnya pada reseptor dopamine tipe D1, D2,D3.  Sehingga dapat menurunkan aktivitas sinapsis dopamine pada otak kita Terdapat banyak jenis obat-obat stimulant.
1.      Amfetamin
Amfetamin akan menstimulasi sinapsis dopamine dengan meningkatkan pelepasan domapin melalui prasinaptik. Selain dopamine, ada beberapa zat yang akan dilepaskan amfetamin yaitu :
a.      Serotonin
b.      Norepinefrin
c.      Neutransmiter
Terdapat bahaya amfetamin bila kita terus menerus menggunakannya
·        Amfetamin, akan membuat neuron melepaskan zat-zat yang baik bukan menyerapnya
·        Menghalangi reseptor dalam menginhabisi pelepasan dopamine

2.      Kokain

Bahaya kokain adalah mampu menghalangi penyerapan dopamine, norepinetrin dan serotonin
3.      Metilfenidal ( Nitalin )
Metilfenidal memiliki efek yang sama seperti kokain. Namun yang membedakan hanyalah dosis dan lama penggunaan. Metilfenidal akan mampu seperti kokain jika dipergunakan dalam dosis besar dan penggunaan yang lama dan akan memicu munculya depresi akut

4.      Ekstasi

Ekstasi dapat menimbulkan halusinasi pada dosis yang tinggi. Bagi penggunanya akan menunjukan rasa kegelisahan, depresi, kesulitan tidur, dan ingatan kurang tajam. Dan lama-kelamaan akan menghancurkan akson.

5.      Nikotin

Nikotin sebenarnya dapat membantu menstimulasi reseptor asetilkolin yang banyak ditemukan di tulang-tulang rangka dan system saraf pusat. Namun bila pengguna nikotin secara terus menerus akan membuat pelepasan pada dopamine dan jenis neuron-neuron yang sama.

6.      Opiat

Mungkin anda merasa asing mendengar kata opiat. Opiate merupakan gabungan dari berbagai macam obat-obatan yang dapat merusak system saraf, seperti heroin,morfin, dan metadon. Jika anda menggunakan obat tersebut dapat mengurangi rasa sakit pada tubuh anda. Dikarenakan otak pada dasarnya memproduksi endorphin dan endorphin akan menginhibisi neuron ventral tegmental yang melepaskan dopamine.K Endorphin juga menghalangi locus coeruleus yang memberikan gairah dan menyebabkan stress menjadi kurang bekerja sehingga terjadi penurunan respon diantara keduanya.

7.      Mariyuana

Efek dari pemakaian mariyuana
a.      Merusak memori otak
b.      Resiko terjadinya kanker paru-paru
c.      Kurangnya nafsu makan

Obat- obatan Halusinogenik

     LSD ( Lysergic acid diethylamide )

Obat-obat ini dapat memicu munculnya halusinasi pada pemakainnya. Obat ini akan menstimulasi reseptor serotonin tipe 2A ( 5-HT2A)  pada saat yang tidak seharusnya atau memperpanjang durasi stimulasi atas normal. Pengaruhnya pada kehidupan pemakainya terganggunya sensasi yang dirasakan.

Kesimpulan

Obat-obatan yang di pakai secara menyimpang ( psikotropika ) akan menghalangi proses penyampaian informasi di otak. Hal itu akan menganggu proses dan system tubuh.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bab 11 Perilaku Reproduksi

Bab 5 Perkembangan dan Keplastikan Otak

Bab 13 Biologi Pembelajaran dan Memori