Bab 14 Fungsi Kognitif



Modul 14.1
Lateralisasi Fungsi

Simetri adalah hal yang umum ditemukan di alam. Matahari, binatang-binatang dan planet-planet hampir semuanya simetris, seperti sebagian besar hewan dan tumbuhan.Akan tetapi, dialam ada yang beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:Pada saat “Ledakan Semesta”(big bang), semesta memiliki lebih banyak materi daripada antimateri. Protein terususn dari asam amino hampir semua asam amino berbeda dalam bentuk isomer. Sebagian besar manusia adalah kinan (right handed) dan kedua belahan otaknya menjalankan fungsi yang kurang lebih berbeda.

Handedness dan Genetikanya

          Lebih dari 90% dari seluruh manusia dengan sedikit perbedaan antar kelompok etnis-merupakan manusian kinan. Sementara sisanya, sekitar 9-10% dari seluruh manusia merupakan manusia kidal. Simpanse dan primate lainnya sebagian besar juga merupakan hewan kinan, mereka memperlihatkan preferensi yang rendah terhadap tangan kanan untuk sebagian besar kegiatan yang mereka lakukan. Manusia menjadi kinan atau kidal karena berbagai alasan, termasuk adanya kerusakan atau gangguan pada otak kiri pada saat kelahiran atau ketika bayi. Satu hipotesis mengenai genetika handedness (kecenderungan untuk menggunakan salah satu tangan, kiri atau kanan) dimulai dengan adanya pengamatan bahwa lebih dari 90% manusia kinan memiliki putaran rambut searah jarum jam, artinya rambut  tetap sama dari mulai bayi hingga tua dan tidak dipengaruhi oleh model rambut atau cara anda menyisir. Hipotesis tersebut masuk akal, karena terdapat fakta bahwa pasangan orang tua kidal dapat memiliki anak kinan.

Belahan Otak Kiri dan Kanan


          Korteks serebrum belahan otak kiri terutama terhubung dengan reseptor pada kulit dan otot sisi tubuh bagian kanan, kecuali otot-otot batang tubuh dan wajah yang diatur oleh kedua belahan otak. Belahan otak kiri hanya melihat sisi kanan dunia dan begitupun sebaliknya.

          Mengapa semua hewan vertebrata berevolusi sehingga tiap belahan otak mengendalikan sisi tubuh yang konsentralateral, tak seorang pun tahu alasannya. Berikut adalah beberapa dugaan mengenai hal tersebut; serangga memiliki jantung pada sisi atas, lalu sistem pencernaan dan rantai kelompok-kelompok neuron (sama dengan sum-sum tulang belakang pada vertebrata) didasar tubuhnya.

          Terlepas dari itu, belahan otak kiri dan kanan bertukar informasi melalui sekelompok akson yang diberi nama korpus kalosum ialah sebuah kelompok besar akson yang meneruskan informasi antar belahan otak. Kedua belahan otak tidak hanya merupakan bayangan cermin satu sama lain.Pada sebagian besar manusia, otak kiri terspeliasisasi untuk bahasa, sedangkan fungsi belahan otak kanan sulit untuk diringkas.
a.     Sisi kanan medan penglihatan sisi kiri retina  kedua mata  belahan otak kiri

b.   Sisi kiri medan penglihatan  sisi kanan retina  kedua mata  belahan otak   kanan 

Pemotongan Korpus Kalosum



Otak dibagi menjadi belahan yaitu kanan dan kiri, dan kedua bagian tersebut terhubung oleh korpus kalosum. berdasarkan perkiraan kasar bundel jaringan saraf  ini mengandung lebih dari 200 juta akson (serabut saraf yang membawa impuls listrik dari badan sel neuron). Jaringan saraf ini memfasilitasi komunikasi antara kedua sisi otaKorpus kalosum adalah kumpulan serat-serat saraf tepi. Korpus kalosum menghubungkan kedua hemisfer otak dan bertanggung jawab dalam transmisi informasi dari salah satu sisi otak ke bagian lain. Informasi ini meliputi sensorik memori dan belajar menggunakan alat gerak kiri. Beberapa orang yang dominan menggunakan tangan kiri mempunyai bagian serebri kiri dengan kemampuan lebih pada bicara, bahasa, aritmatika dan fungsi analisis.Daerah hemisfer yang tidak dominan bertanggung jawab dalam kemampuan geometrik, penglihatan serta membuat pola dan fungsi musikal. Basal ganglia terdiri atas sejumlah nukleus dan terletak di bagian terdalam hemisfer serebri, bertanggung  jawab mengontrol gerakan halus tubuh, kedua tangan dan ektremitas bagian bawah.

Korpus kalosum merupakan serat syaraf terbesar yang menyangga dan menghubungkan
antar
otak besar, bahkan dengan serat syarafnya yang besar kerap disebut sebagai jantungnya otak.
Korpus kalosum berbentuk seperti payung tunggal setengah melingkar bagi otak tengah
sekaligus menjadi tempat bertumpu bagi seluruh belahan otak. Kemudian otak tengah yang
terdiri dari dua batang yang menyatu itulah yang menjadi tiang dari korpus kalosum.

Pada wanita, korpus kalosum lebih besar berkembang dari pada pria. Hal ini memungkinkan
dua belahan otak wanita lebih mudah bekerja sama.

Korpus kalosum adalah saraf yang menghubungkan otak sisi kiri dan otak sisi kanan dan
memfasilitasi komunikasi antara dua hemisfer tersebut. Karenanya, diasumsikan wanita lebih
mudah mengaktivasi relasi antara perasaan dan pikirannya ketimbang pria. Dalam waktu
bersamaan, mereka mampu berfikir, mengingat, merasa, dan mendengar serta merencanakan
sesuatu.

Teori ini sejalan dengan pendukung wanita sebagi makhluk yang lebih multitasking. Dari hal
biologis, pengetahuan tentang korpus kalosum memberi pencerahan perihal keunggulan
wanita dalam bekerja ganda. Secara sosial, wanita dekat dengan peran multitasking karena
harus menjadi ibu dan berkarier, mengurus rumah sembari menjaga anak, memasak sambil
menyeterika selama menunggu masakan matang, serta multikegiatan lainnya.

Korpus kalosum pada wanita memang lebih tebal dan lebih bundar dari pria, akibatnya ia
lebih banyak keterkaitan antara dua komponen otak dengan fungsi yang dipisahkan. Karena
itu, dua komponen otak wanita lebih terkoneksi secara timbal balik. Menurut Herbert
Landsell, wanita lebih mampu merangkai kalimat. Hal ini disebabkan karena sisi kiri otak
(mengontrol pembicaraan/perasaan) dan sisi kanan otak  (mengontrol/mengolah informasi)
lebih baik.

Jadi tidak perlu heran jika wanita lebih nyinyir atau cerewet.

Volume besarnya korpus kalosum pada wanita rata-rata lebih besar hingga 25% pada saat akil
baligh. Ini memungkinkan terjadinya komunikasi saling-silang dalam otak yang pada
akhirnya membuat mereka kerap berkomunikasi sendiri. Hal ini sebagaimana
dikatakan Halpen yang mendeteksi dari hasil MRI (Magnetic Resonace Imaging). Ia
menemukan bahwa ukuran korpus kalosum pria 25% lebih kecil dibanding wanita.


 Modul 14.2
 Evolusi dan Fisiologi Bahasa

Fisiologi menggunakan berbagai metode untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Fisiologi merupakan salah satu bidang ilmu yang menjadi objek pemberian penghargaan nobel.
Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi hewa, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau seluruhnya pada sel manusia.
Komunikasi dapat ditemukan pada berbagai jenis hewan melalui media visual, auditori, taktil, atau kimiawi (feromon). Bahasa manusia sangat berbeda  dari bentuk komunikasi lainnya karena produktivitasnya, yaitu sebuah kemampuan untuk menghasilkan sinyal baru untuk mewakili ide yang baru.
Seperti halnya seekor monyet memiliki satu panggilan untuk menandakan “berlindung, ada elang atau alap-alap di langit”. Namun, monyet tersebut tidak dapat mengeluarkan panggilan yang menandakan “elang hinggap di tanah”. Manusia dapat mendiskusikan berbagam peristiwa dan menemukan  ekspresi baru apabila di butuhkan.

§  Prekursor bahasa pada spesies bukan manusia.
Evolusi jarang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru. Sayap kelelawar adalah tangan yang termodifikasi, dan duri-duri landak adalah rambut yang termodifikasi. Oleh karena itu, kita menduga bahwa bahasa merupakan modifikasi dari sesuatu yang dapat kita lacak dari salah satu binatang yaitu simpanse.
Penggunaan simbol oleh simpanse berbeda dengan bahasa manusia dalam beberapa hal (Raumbaugh, 1990; Terrace, Petitto, Sanders, & Bever, 1979).
(1)   Simpanse jarang menggunakan simbol  dengan kombinasi yang sepenuhnya baru, berbeda dengan yang biasa dilakukan oleh anak-anak yang masih kecil. Artinya, penggunaan simbol oleh simpanse tidak memiliki produktivitas.
(2)   Simpanse hampir selalu menggunakan simbol untuk meminta, sangat jarang untuk menggambarkan sesuatu.
(3)   Simpanse tampaknya membuat permintaan jauh lebih baik daripada pemahamannya terhadap permintaan simpanse lain. Sebaliknya, anak-anak kecil memahami jauh lebih baik daripada yang dapat mereka katakan.

           Selain simpanse ternyata ada spesies lainnya yang di jadikan untuk penelitian yaitu Pan Paniscus, dikenal dengan sebutan bonobo atau simpanse kerdil dia adalah spesies yang terancam punah. Selain itu bagaimana dengan spesies-spesies bukan primata? Gajah belajar untuk meniru secara yang mereka dengar, termasuk vokalisasi gajah lain. Gajah mempertahankan ikatan sosial dengan melakukan hal tersebut.
Apa yang kita pelajari dari studi terhadap kemampuan bahasa hewan-hewan bukan manusia? Pada tingkat praktis, kita memperoleh pemahaman cara terbaik untuk mengajarkan bahasa kepada orang-orang yang kesulitan mempelajarinya, misalnya pendeita kerusakan otak atau anak-anak autis. Pada tingkat teoretis, studi-studi yang telah dilakukan menekankan adanya ambiguitas pada konsep bahasa yang kita ajukan. Kita tidak dapat menentukan apakah simpanse atau kakatua memiliki bahasa, kecuali kita dapat mendefinisikan bahasa lebih tepat lagi.
Bonobo memperlihatkan suatu potensi untuk pembelajaran bahasa, sehingga bahasa manusia tampaknya berevolusi dari sebuah prekursor yang ada pada nenek moyang yang sama di zaman dahulu. Kita masih tidak tahu apa yang dilakukan oleh prekursor kemampuan tersebut. Apakah Bonobo dan mungkin primata lainnya memiliki kemampuan setipe dengan bahasa yang mereka gunakan untuk berkomunikasi? Mungkin saja, kemampuan berbahasa lisan berevolusi dari komunikasi awal menggunakan bahasa tubuh (Corballis, 1999) (bahasa tubuh masih sangat berarti untuk komunikasi, tanyalah kepada seorang, “spiral itu apa” dan kemudian lihatlah tangannya bergerak).

§  Bagaimana Manusia Mengevolusikan Bahasa?
Sebagaian besar teori dapat dibagi menjadi dua kategori; (a) manusia mengevolusikan bahasa sebagai produk sampingan perkembangan otak secara keseluruhan atau (b) manusia mengevolusikan bahasa sebagai tambahan dari otak.
(1)   Bahasa sebagai produk kecerdasan secara keseluruhan.
Manusia memiliki otak yang besar sehingga dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan bahasa merupakan produk sampingan dari peningkatan kecerdasan yang tidak sengaja. Hipotesis yang disajikan dalam bentuk paling sederhana ini mengalami banyak problem.
Problem pertama: Manusia dengan ukuran otak normal dan gangguan bahasa.    Jika bahasa merupakan produk dari ukuran otak secara keseluruhan, maka individu yang memiliki ukuran otak dan kecerdasan normal seharusnya memiliki (kemampuan) bahasa normal. Akan tetapi, tidak semua manusia seperti itu.
Problem kedua: Sindrom Williams
Bagaimana dengan keadaan sebaliknya? Dapatkah seseorang yang mentalnya terbelakang memiliki bahas yang baik? Psikologi telah sejak lama berasumsi bahwa pola seperti itu tidak mungkin ada. Beberapa area penderita sindrom wiliams tidak berkembang dengan normal tetapi, beberapa amigdala  mereka dan area-area lain yang terkait dengan pengolahan emosi lebih besar dari normal. Akan tetapi mereka tidak memperlihatkan emosi yang berlebih; mereka memperlihatkan kegelisahan sosial yang rendah, tetapi adanya peningkatan kegelisahan tentang objek-objek  tak bergerak
(2)               Bahasa sebagai kompenen khusus
Sebuah pandangan alternatif menyatakan bahwa bahasa berevolusi sebagai bagian komponen tambahan otak, sebuah spesialis baru. Komponen tambahan yang telah dideskripsikn dengan paksa oleh Noam Chomsky (1980) dan Steve Pinker (1994) sebagai suatau alat perolehan bahasa (language acquistion device), sebuah mekanisme yang terintegrasi untuk perolehan bahasa.
(3)               Apakah bahasa memiliki periode kritis?
Satu cara untuk menguji hipotesis ini adalah dengan mengapati apakah seseorang yang memepelajari bahasa kedua, belajar lebih baik jika memulainya ketika remaja. Pengamatan memberikan hasil yang  konsisten bahwa dalam hal menghafal kosa kata bhasa kedua, individu dewasa lebih baik daripada anak-anak. Akan tetapi anak-anak lebih cepat menguasai pengucapan dan aspek-aspek tata bahasa lain yang kurang dikenali. Contohnya seperti seorang anak yang mendengar bahasa inggris digunakan di lingkungannya, tanpa benar-benar memperhatikannya, akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menguasai pengucapan di bandingkan jika anak tersebut mencoba belajar pengucapan ketika dewasa (Au, Knightly, Jun & Oh, 2002). Maka dari hal itu pengamatan tersebut sangat mendukung ide bahwa terdapat periode kritis pada masa awal perkembangan untuk pempelajaran bahasa, walaupun tidak terdapat batasan umur yang tepat.


Kerusakan otak dan bahasa.
Sebagian besar pengetahuan kita mengenai mekanisme otak untuk bahasa berasal dari studi terhadap penderita kerusakan otak.

-                      Afrasia Broca (Afrasia tidak lancar)
Pada hampir semua kasus, broca menemukan adanya kerusakan pada area yang sama, yaitu bagian dari lobus frontal pada korteks serebrum sebelah kiri di dekat korteks motor (area broca). Penyebab umumnya adalah gangguan aliran darah ke bagian otak tertentu atau bisa disebut sebagai stroke. Dua dokter Prancis bernama Mare dan Gustave Dax juga menekankan bahwa belahan otak kiri bertanggung jawab terhadap kemampuan bahasa.
Kerusakan yang terjadi hanya pada area broca hanya menimbulkan gangguan bahasa yang ringan dan singkat, gangguam bahasa yang lebih serius dihasilkan oleh kerusakan yang parah dan meluas ke area  otak yang lain. Apabila individu yang mengalami kerusakan otak menderita gangguan pembentukan bahasa yang parah, kita menyebutnya dengan afasia broca atau afasia tidak lancar, terlepas dari lokasi tempat terjadinya kerusakan.

-         Kesulitan Pembentukan Bahasa.
Penderita Afasia Broca berbicara pelan dengan artikukasi yang buruk dan mereka juga kesulitan menulis serta menghasilkan isyarat[1] . Korteks frontal kiri juga berperan penting untuk bahasa isyarat orang tuli, dan orang tuli yang menderita afasia Broca kesulitan untuk membentuk bahasa isyarat. Ketika penderita afasia broca berbicara, mereka tidak menyertakan sebagian besar pronomina, preposisi, konjungtor, predikat pembantu, numeralia, serta akhiran kata dan angka.
-         Permasalahan dalam Pemahaman kata-kata dan peranti tata bahasa.
Penderita afasia Broca kesulitan memahami kata-kata yang sama dengan kata-kata yang tidak mereka ikut sertakan ketika berbicara, seperti preposisi dan konjungtor. Akan tetapi, sebagian besar kalimat dalam bahasa inggria mengikuti urutan subjek-predikat-objek dan makna kalimat tersebut sudah jelas walaupun tanpa preposisi atau konjungtor.
Namun, penderita afasia Broca tidak kehilangan seluruh pengetahuan tata bahasa mereka. Pemahaman mereka terhadap kalimat dalam berbagai aspek menyerupai pemahaman orang normam yang perhatiannya sedang teralihkan. Dibandingkan dengan individu normal, pasien penderita afasia Broca lebih banyak mengandalkan asumsi daripada tata bahasa

Afasia Wernicke (Afasia Lancar)
Carl Wernicke mengungkapkan bahwa kerusakan pada bagian korteks temporal belahan otak kiri menyebabkan gangguan bahasa yang berbeda. Walaupun pasien dapat berbicara atau menukis, pemahaman bahasa mereka buruk. Afasia Wernicke ditandai dengan adanga gangguan pada kemampuan untuk mengingat nama objek dan pemahaman bahasa.
Karakteristik umum afasia Wernicke:
1.                    Berbicara dengan artikulasi yang baik.
2.                  Kesulitan mencari nama yang tepat. Menggantikan nama suatu objek dengan                      nama lain.
3.                  Pemahaman bahasa yang buruk.
Pasien masih mengetahui nama objek dan mengenali objek ketika dia mendengar nama objek tersebut, hanya ia kesulitan untuk mengungkapkannya sendiri. Area Wernicke sangat berperan penting dalam pemahaman bahasa, tetapi pemahaman bahasa juga bergantung pada hubungan ke area otak lainnya.

               Disleksia.
Disleksia adalah gangguan spesifik terhadap kemampuan membaca seseorang. Walaupun ia memiliki penglihatan yang mencukupi dan keterampilan akademjs yang mencukupi di bidang lain. Disleksia lebih banyaj terjadi pada anak laki-laki dibanding perempuan. Sejumlah individu tertentu pada suatu negara mengalami kesulitan membaca karena perbedaan perbedaan tata bahasa.
Banyak penderita Disleksia yang menderita abnormalitas ringan pada struktur sejumlah area otak, termasuk detail mikroskopik. Pemderita Disleksia lebih mungkin memiliki korteks serebrum yang bilateral simetris, sementara orang normal lainya memiliki planum temporal berukuran lebih besar pada belahan otak kiri.
Pada sebagian besar penderita Disleksia, beberapa area terkait bahasa pada belahan otak kanan berukuran lebih besar. Di dalam acuan tentang Disleksia yang sering kali membingungkan, satu poin yanh paling menonjol adalah bahwa setiap individu memiliki masalah yang berbeda dalam membaca dan tidaj ada satu penjelasan yang mampu menjawab semua permasalahan.
Penderita Disleksia disfonetik mengalami kesulitan menyuarakan kata-kata dan ketika mereka tidak mengenali suatu kata, mereka akan menebak berdasarkan konteks kalimat. Sedangkan penderita disleksia disidetik dapat membaca cukuo baik, tetapi mereka tidak dapat mengenali keseluruhan kata. Kasus disleksia disidetik yang paling parah ditimbulkan oleh kerusakan otak yang membatasi medan penglihatan. Banyak penderita disleksia secara khusus memiliki kesulitan dalam mengenali susunan temporal suara, misalnya mengenak perbedaan antara beep-click-buzz dan beep-buzz-click.

Modul 14.3
                 Perhatian

 Saat ini terdapat banyak individu, terutama pendudukan amerika serikat, yang telah
didiagnosis menderita gangguan kurangnya perhatian. Apa maknanya jika seseorang
menderita kurangnya perhatian? Sebagian individu yang telah didiagnosis menderita
gangguan tsb dapat memperhatikan permainan video berjam-jam lamannya, walaupun
mereka tidak dapat memberi perhatian lama terhadap pekerjaan rumahnya. Seperti
perhatian merupakan multidimesional.

Peruabahan respon otak:

Pada banyak kasus, stimulus yang akan menjadi stimulus sadar atau tak sadar pada 200
250 milisekon(ms) pertama, akan menghasilkan aktivitas otak yang sama. Akan tetapi,
pada beberapa ratus milisekon setelahnya, otak akan meningkatan respons terhadap
stimulus sadar(sergent, baillet, & dehaene, 2005).

Satu contoh dari perhatian adalah persaingan penglihatan binokular  (binocular rivalry)
yang telah didiskusikan pada bab I.  Cara tercepat untuk menyadarkan seseorang dengan
perubahan yang terjadi adalah dengan memerintahkan mereka untuk mengarahkan
perhatian mereka ke latar belakang tsb.

Pada sebuah studi, sekelompok individu diminta untuk memperhatikan sebuah layar dan
menyiak. Pada tiap pengujian akan munculkan X atau O pada layar, sementara individu  
individu tsb akan mendengar O atau X. Tugas mereka adalah untuk menyebutkan secepat
mungkin huruf yang mereka dengar dan mengabaikan petunjuk visual yang telah
ditampilkan. Individu-individu tsb tidak sepenuhkan mengabaikan petunjuk visual,
mereeka memberikan respons yang lebih cepat apabila huruf yang mereka lihat sama
dengan huruf yang mereka dengar. Penemuan terpenting terungkap dari hasil pindai otak.

Korteks auditor memberikan respons yang lebih tinggi terhadap suara huruf yang disertai
dengan penglihatan huruf yang tidak sama, misalnya mendengar O ketika melihat X
(Weissman, warner, & worldorff, 2004). Artinya otak akan meningkatkan responnya ktika
seseorang memperlihatkan suara dan terdapat gangguan.



Pengabaian

Kebalikan dari perhatian adalah pengabaian. Penderita kerusakan belahan otak kanan memperlihatkan adanya pengabaian spasial yang lebih meluas, yaitu kecenderungan untuk mengabaikan sisi kiri tubuh dan sekitarnya atau sisi kiri sebuah objek (kerusakan pada belahan otak kiri tidak menimbulkan pengabaian besar terhadap sisi kanan tubuh). Secara umum mereka juga mengacuhkan apa yang mereka dengar dengan telinga kiri, terutama jika mereka secara bersamaan meraba sesuatu pada tangan kanan.

Lokasi kerusakan pada belahan otak kanan bervariasi untuk tiap individu, begitu pula dengan detail hal yang diabaikan oleh tiap individu (Hillis dkk., 2005; Husain & Rorden, 2003; Karnath, Ferber, & Himmelbach, 2001).

Jika kepada seorng pasien penderita pengabaian diperlihatkan sebuah garis horizontal yang diminta untuk membagi dua garis tersebut, pasien tersebut secara umum akan memilih sebuah titik pada sisi kanan garis tersebut, seolah-olah bagian dari sisi kiri garis tidak ada.
Contoh kepada pasien penderita pengabaian melaporkan tidak merasakan apa pun dengan tangan kiri, terutama ketika secara bersamaan tangan kanan memegang sesuatu. Akan tetapi jika orang tersebut menyilangkan kedua tanganny, maka ia akan lebih mungkin melaporkan merasakan tangan krinya yang sekarang berada di sisi kanan tubuhnya.


Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (attention deficit hyperactivity disorder- ADHD) ditandai dengan adanya kurangnya perhatian (mudah teralihkan), hiperaktivitas (tidak tenang), karakter impulsive, suasana hati mudah berubah, mudah tersinggung, sensitivitas tinggi terhadap stress, serta terganggunya kemampuan membuat dan menyusun rencan (Wender, Wolf, & Wasserstein, 2001). Gangguan tersebut mempengaruhi perilaku sosial dan juga performa di sekolah. Sejumlah penderita ADHD ketika dewasa menghadapi kesulitan dalam pekerjaan atau memiliki perilaku antisosial (Manuzza, Klein, Bessler, Malloy & LaPadula, 1998).

Psikiater dan psikolog di Amerika Serikat mendiagnosis ADHD pada 3-10% populasi anak-anak dan persentase lebih rendah pada individu dewasa. Pria lebih banyak menderita ADHD daripada wanita, rasionya adalah dua atau tiga berbanding satu.

         Pengukuran Perilaku ADHD
a.      Uji penundaan pilihan
    Mana yang anda pilih? Mendapat satu kue saat ini atau kue yang lebih besar 15 menit kemudian? Penderita ADHD lebih mungkin memilih imbalan yang lebih kecil dan lebih cepat disbanding orang normal. Kecenderungan tsb menandakan adanya karakter impulsive

         Kemungkinan penyebab ADHD dan Perbedaan Otak
Terkadang, ADHD diturunkan dalam keluarga. Studi terhadap anak kembar memperlihatkan adanya pewarisan karakteristik ADHD yang cukup tinggi. ADHD mungkin dipengaruhi oleh lebih dari sat gen dan juga dipengaruhi oleh factor lingkunga, termasuk lingkungan prenatal.Secara rata-rata, pemderita ADHD memiliki volume otak 95% dari orang normal. Ukuran sebelum juga cenderung lebih kecil dari normal dan disfungsi serebelum telah dikenal berkaitan dengan kesulitan pengalihan perhatian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bab 11 Perilaku Reproduksi

Bab 5 Perkembangan dan Keplastikan Otak

Bab 13 Biologi Pembelajaran dan Memori